~~

Free Music Sites
Free Music Online

free music at divine-music.info

Kamis, 24 Oktober 2013

Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar

Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat di artikan pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu mengikuti kaidah bahasa yang betul.Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan kebenaran.Bahasa  yang di ucapkan harus baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai  beberapa konsekuensi logis terkait dengan pemakaianya sesuai dengan situasi dan kondisi . Pada kondisi tertentu ,yaitu pada situasi formal pengguanaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pioritas uutama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku .Kendala yang harus di hindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh adanya gejala bahasa seperti interferensi ,integrasi ,campur kode,alih kode dan bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi.Hal ini mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.

Misalnya dalam pertanyaan sehari-sehari dengan menggunakan bahasa yang baku,contoh:
•         Apakah kamu ingin menyapu rumah bagian belakang?

 Misalkan ketika dalam dialog antara seorang guru dengan seorang siswa
o   Pak guru : Dimas apakah kamu sudah mengerjakan PR?
o   Dimas : sudah saya kerjakan pak.
o   Pak guru : Baiklah kalau begitu , segera dikumpulkan.
o   Dimas : Baik pak.
Contoh lain dari pada undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut menunjukan bahasa yang sangat baku,dan merupakan pemakaian bahasa secara baik dan benar.

Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar ,misalnya pemakaian ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat ganjil bila dalam tawar-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita memakai bahasa Indonesia yang baku seperti ini.

1.       Berapakah harga telur jika saya membeli sebanyak satu kilogram, pak ?
2.       Andaikan saya membeli 3 pisang ini, apakah bisa dibulatkan harganya menjadi 10 ribu rupiah?

Contoh diatas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan benar,tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi pemakaian kalimat-kalimat itu, untuk situasi seperti diatas,kalimat (3) dan (4) berikut akan lebih tepat.

3.       Telor sekilonya berapaan pak ?
4.       Pisangnya 10 ribu dapet 3 aja pak, bisa yah ?

Contoh Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi


•                     Sebagai alat untuk berkespresi
Contohnya;mampu menggungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan perasaan.

Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala sesuatu yang tersirat di dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat memaklimkan keberadaan kita. Misalnya seperti seorang penulis buku, mereka akan menuangkan segala seseuatu yang mereka pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa memikirkan si pembaca, mereka hanya berfokus pada keinginan mereka sendiri. Sebenarnya ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:

1. Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
2. Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan emosi.

•                     Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4). Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.

Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi, kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain. Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Contohnya:
1.       “Ayo naik keatas” 
kata”naik” itu sudah pasti ke atas, sehingga kalimat tersebut bisa dibilang satu contoh bahasa yang tidak komunikatif.
2.       “Istri pegawai yang jutek itu, berasal dari Sukabumi”

Kekeliruan yang terdapat pada kalimat diatas adalah, siapakah yang sebenarnya jutek ? Apakah si pegawainya tsb, atau justru istri dari pegawai tsb, sehingga kalimat tsb tidaklah komunikatif

sumber :
http://zulfikar68.blogspot.com
http://dimasezio.blogspot.com
http://basasin.blogspot.com
http://annisafujiyana.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar