Contoh Penggunaan Bahasa Indonesia Secara Baik dan Benar
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar dapat di artikan
pemakaian ragam bahasa yang serasi dengan sasarannya dan di samping itu
mengikuti kaidah bahasa yang betul.Ungkapan bahasa Indonesia yang baik dan
benar mengacu ke ragam bahasa yang sekaligus memenuhi persyaratan kebaikan dan
kebenaran.Bahasa yang di ucapkan harus
baku.
Berbahasa Indonesia dengan baik dan benar mempunyai beberapa konsekuensi logis terkait dengan
pemakaianya sesuai dengan situasi dan kondisi . Pada kondisi tertentu ,yaitu
pada situasi formal pengguanaan bahasa Indonesia yang benar menjadi pioritas
uutama. Penggunaan bahasa seperti ini sering menggunakan bahasa baku .Kendala
yang harus di hindari dalam pemakaian bahasa baku antara lain disebabkan oleh
adanya gejala bahasa seperti interferensi ,integrasi ,campur kode,alih kode dan
bahasa gaul yang tanpa disadari sering digunakan dalam komunikasi resmi.Hal ini
mengakibatkan bahasa yang digunakan menjadi tidak baik.
Misalnya dalam pertanyaan sehari-sehari dengan menggunakan
bahasa yang baku,contoh:
• Apakah kamu
ingin menyapu rumah bagian belakang?
Misalkan ketika dalam
dialog antara seorang guru dengan seorang siswa
o Pak guru : Dimas
apakah kamu sudah mengerjakan PR?
o Dimas : sudah saya
kerjakan pak.
o Pak guru : Baiklah
kalau begitu , segera dikumpulkan.
o Dimas : Baik pak.
Contoh lain dari pada undang-undang dasar antara lain :
Undang-undang dasar 1945 pembukaan bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu penjajahan diatas
dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan.
Dari beberapa kalimat dalam undang-undang tersebut
menunjukan bahasa yang sangat baku,dan merupakan pemakaian bahasa secara baik
dan benar.
Contoh lain dalam tawar-menawar di pasar ,misalnya pemakaian
ragam baku akan menimbulkan kegelian, keheranan, atau kecurigaan. Akan sangat
ganjil bila dalam tawar-menawar dengan tukang sayur atau tukang becak kita
memakai bahasa Indonesia yang baku seperti ini.
1. Berapakah
harga telur jika saya membeli sebanyak satu kilogram, pak ?
2. Andaikan saya
membeli 3 pisang ini, apakah bisa dibulatkan harganya menjadi 10 ribu rupiah?
Contoh diatas adalah contoh bahasa Indonesia yang baku dan
benar,tetapi tidak baik dan tidak efektif karena tidak cocok dengan situasi
pemakaian kalimat-kalimat itu, untuk situasi seperti diatas,kalimat (3) dan (4)
berikut akan lebih tepat.
3. Telor
sekilonya berapaan pak ?
4. Pisangnya 10
ribu dapet 3 aja pak, bisa yah ?
Contoh Fungsi Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
•
Sebagai alat untuk berkespresi
Contohnya;mampu menggungkapkan gambaran,maksud ,gagasan, dan
perasaan.
Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat di dalam dada dan pikiran kita, sekurang-kurangnya dapat
memaklimkan keberadaan kita. Misalnya seperti seorang penulis buku, mereka akan
menuangkan segala seseuatu yang mereka pikirkan ke dalam sebuah tulisan tanpa
memikirkan si pembaca, mereka hanya berfokus pada keinginan mereka sendiri.
Sebenarnya ada 2 unsur yang mendorong kita untuk mengekspresikan diri, yaitu:
1. Agar menarik perhatian orang lain terhadap kita
2. Keinginan untuk membebaskan diri kita dari semua tekanan
emosi.
•
Sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan
maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja
sama dengan sesama warga. Ia mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan,
merencanakan dan mengarahkan masa depan kita (Gorys Keraf, 1997 : 4).
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh
orang lain.
Pada saat kita menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi,
kita sudah memiliki tujuan tertentu. Kita ingin dipahami oleh orang lain. Kita
ingin menyampaikan gagasan dan pemikiran yang dapat diterima oleh orang lain.
Kita ingin membuat orang lain yakin terhadap pandangan kita. Kita ingin
mempengaruhi orang lain. Lebih jauh lagi, kita ingin orang lain membeli atau
menanggapi hasil pemikiran kita. Jadi, dalam hal ini pembaca atau pendengar
atau khalayak sasaran menjadi perhatian utama kita. Kita menggunakan bahasa
dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhan khalayak sasaran kita.
Contohnya:
1. “Ayo naik
keatas”
kata”naik” itu sudah pasti ke atas, sehingga kalimat
tersebut bisa dibilang satu contoh bahasa yang tidak komunikatif.
2. “Istri
pegawai yang jutek itu, berasal dari Sukabumi”
Kekeliruan yang terdapat pada kalimat diatas adalah,
siapakah yang sebenarnya jutek ? Apakah si pegawainya tsb, atau justru istri
dari pegawai tsb, sehingga kalimat tsb tidaklah komunikatif
sumber :
http://zulfikar68.blogspot.com
http://dimasezio.blogspot.com
http://basasin.blogspot.com
http://annisafujiyana.blogspot.com